Category: indonesian case
-
Kota Kreatif, Untuk Apa? [3]
Ini adalah tulisan bagian ketiga, dan terakhir, melanjutkan dua tulisan sebelumnya: KOTA KREATIF, UNTUK APA? tentang pemberian predikat “Kota Kreatif”, penentuan sub-sektor unggulan dan indikatornya, dan KOTA KREATIF, UNTUK APA? [2] tentang kasus penentuan sub-sektor unggulan Bandung yang baru saja berlalu. Bagian terakhir ini membahas hasil diagnosa untuk Bandung, yang baru disepakati oleh yang berwenang…
-
Kota Kreatif, Untuk Apa? [2]
Melanjutkan tulisan sebelumnya, Kota Kreatif, Untuk Apa? kini kita fokus pada proses yang terjadi di Bandung. Saat program Penilaian Mandiri Kota/Kabupaten Kreatif Indonesia (PMK3I) dimulai, Bandung sudah menjadi anggota UCCN sebagai Kota Desain. Namun untuk dapat memperoleh fasilitasi/bantuan dari pemerintah pusat, seperti halnya kota/kabupaten lain, Bandung harus mengikuti mekanisme penyaluran bantuan yang berlaku melalui Deputi…
-
Kota Kreatif, Untuk Apa?
Gelar untuk Kota Tulisan ini tentu saja berniat membahas Bandung, kota yang makin hari makin dilekati beragam predikat. Sebut saja, mungkin ada, di antara yang berikut ini: Kota Pelajar, Kota Cerdas, Kota Ramah Anak, Kota Ramah Manula, Kota Berkelanjutan, Kota Bebas Korupsi, dan yang kita angkat sekarang, Kota Kreatif. Label-label itu bukan hal baru, dan…
-
Karangan Bunga Imitasi: Terlihat Indah Namun Berdampak Buruk pada Bumi
Rahmat Zulfikar (27116049) Sekilas karangan bunga terlihat sangat menarik, namun dibalik keindahannya terdapat masalah yang sangat meresahkan. Masalah tersebut timbul dari penggunaan bahan yang tidak lagi 100% berbahan organik. Pada mulanya para pedagang karangan bunga menggunakan bunga asli sebagai bahan utama dalam merangkai karangan bunga pesanannya. Namun para pedagang kini sudah menggantinya dengan bunga imitasi…
-
Fun with your closet: Reuse, Reduce, Repair and Reconditioning, Recycling of cloth
Sari Yuningsih (27116044) Pakaian tidak dapat terlepas dari kebutuhan setiap individu, namun pernahkah mengalami kebingungan dimana akan menyimpan pakaian yang baru saja dibeli. Apakah anda pernah berhitung berapa jumlah pakaian yang anda miliki? jika ya, berapa dari pakaian tersebut yang sering anda pakai? Menurut anda apakah perlu menambah lemari baru di dalam rumah/ kamar?…
-
Ruang Hunian Vertikal dan Green Design
Ciptakan Rumah Susun Yang Lebih Liveable Untuk Hunian Masyarakat Kalangan Bawah di Perkotaan Rosiana Izzul Azmi (27116021) Di Indonesia warga pinggiran perkotaan yang dianggap bermasalah direlokasi ke rumah susun, sepertinya sudah menjadi pola umum solusi atas permasalahan perumahan perkotaan di Indonesia saat ini. Sedangkan di sisi lain masalah-masalah psikologis selalu muncul ketika masyarakat secara tiba-tiba dipindah…
-
Jam Tangan Ramah Lingkungan dari Limbah Kayu
Reny Maryani (27115046) Indonesia merupakan negara dengan memiliki berbagai macam kekayaan sumber daya alam, salah satunya kayu. Kayu merupakan salah satu sumber daya alam yang di manfaatkan oleh manusia selama berjuta-juta tahun lamanya. Pemanfaatannya berawal dari kayu bakar, kemudian berkembang menjadi bermacam-macam kegunaan seperti tempat tinggal, kendaraan, alat musik, rumah lampu, furniture, peralatan rumah tangga,…
-
Whose Version of “Smart”?
Bandung Creative City Forum (BCCF) was invited to take part in Asia-Pacific Week in Berlin in 2013, which brought up “Smart City” as the theme, in a traveling exhibition and a debate session. At that time, our understanding about the term “smart city” circulates around digital application for public facilities, full Internet access for communication…
-
Desainer Impor, Bukan Solusi
Saya baru membaca salinan sambutan Presiden RI pada pembukaan INACRAFT 2015, tertanggal 8 April 2015. Lalu terpukau pada bagian ini: “Tadi saya bisiki Menteri Perdagangan, Menteri Koperasi, desain. Kalau kita mau masuk pasar Eropa, cari desainer dari sana. Pemerintah cari desainer-desainer yang baik dari Eropa. Yang baik dari mana? Dari Perancis? Cari dari Perancis. Yang…
-
Arsitektur Hijau Bandara Blimbingsari
Teguh Vicky Andrew Citra kekinian Banyuwangi tak lagi identik dengan sebutan “kota santet”. Pasalnya, dalam kurun waktu lima tahun terakhir, bekas ibu kota kerajaan terakhir di Nusantara ―Blambangan― ini telah bersalinrupa menjadi “kota hijau” yang berkesan ramah bagi setiap orang. Tentu saja, pencapaian ini tidak dapat dilepaskan dari kiprah dan kebijakan Bupati Abdullah Azwar…