Jumat 5 April lalu, dari acara diskusi INDONESIA 2045 Gedung MKAA, dapat info menarik tentang arah pembangunan Indonesia, dan rasanya harus segera dibagikan seluas mungkin! Para narasumbernya kredibel, sehingga yang disampaikan pun dari ‘tangan pertama’, bukan hanya kira-kira atau coba-coba, tapi jelas sedang berlangsung.
Berikut ini beberapa pointers dari keynote speaker, Menko Maritim Jend. TNI (Purn) Luhut B. Panjaitan, dengan tema “Diplomasi Maritim untuk Mewujudkan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia”.
- Sesuai sub-tema, Indonesia 2045: Berdaulat, Maju, dan Berpengaruh pada Tataran Global – sebenarnya bukanlah hal yang terlalu muluk untuk dicapai oleh Indonesia, mengingat potensinya yang begitu besar. Namun untuk mencapai hal tersebut, memang diperlukan strategi dan arah kebijakan yang tepat.
- Indonesia memang kaya, tapi sekarang kita masih terlalu terbuai oleh ekspor raw material. Hal ini harus segera dialihkan ke komoditi dengan nilai tambah, bukan lagi sekedar mengandalkan bahan mentah dari hasil eksploitasi & ekstraksi SDA. Kemajuan Indonesia harus sesuai dengan zaman, dan harus dapat memanfaatkan teknologi mutakhir.
- Posisi dan luasan Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia membuatnya berbatasan dengan banyak negara. Tidak mudah mengelola ini.
- Indonesia adalah satu-satunya negara di Asia yang menjadi anggota G20. Kita ambil contoh terbaik dari negara-negara lain, dan dalam diplomasi kita harus berani – asal tetap terukur. Indonesia is big enough to not be forced to take sides even among powerful nations.
- Apakah benar Indonesia bisa menjadi raising star? Untuk mencapai ekonomi maju, seluruh pengambilan keputusan harus dilaksanakan secara terbuka. Kepemimpinan saat ini tidak hanya berkomitmen untuk ini, mau mendengar masukan, tapi juga berani menjalankan!
- Stabilitas ekonomi mempengaruhi stabilitas politik. Hal ini telah terbukti, dan somehow memiliki siklus tujuh tahunan, yang mengindikasi bahwa 2015 menjadi critical year, sehingga harus dirancang strategi khusus untuk menjaga stabilitas nasional. Because there’s no such thing as “auto pilot”. Presiden menerima dan menjalankan saran-saran yang diperolehnya saat itu, yaitu untuk mempercepat pembangunan infrastruktur, yang berdampak pada peningkatan aktivitas ekonomi dan kesejahteraan, yang dirasakan oleh masyarakat seluas mungkin! Fokus pada penyediaan lapangan kerja, ekonomi, serta kemerataan (terutama termasuk garis depan/ wilayah perbatasan). Akibatnya? 2016 berhasil kita lalui dengan aman: grafik pertumbuhan ekonomi cenderung meningkat, meskipun belum setinggi target, namun berhasil menjaga stabilitas nasional.
- Pembangunan Tol Laut, hub & spoke, terbukti telah memperlancar distribusi ke seluruh wilayah di Indonesia dan berhasil membuat harga-harga menjadi kompetitif.
- Tantangan tentunya ada, misalkan kuntet (stunting) yang bukan hanya berpangkal
dari masalah gizi, tapi juga lingkungan, dan sebagainya. Kualitas SDM dan produksi/ nilai tambah komoditi dapat ditingkatkan menggunakan aplikasi digital yang relevan dengan kebutuhan masa kini. Rencana untuk membentuk “10 Bali baru” atau destinasi wisata baru yang dapat membuka lapangan kerja, sekaligus mengakomodasi kebutuhan kelas menengah Indonesia, yang mengalami peningkatan hingga 4x lipat. Ini juga menjadi tantangan tersendiri. - Pengamanan perbatasan kita telah meningkat, dan pertahanan kita cukup kuat. Besaran anggarannya tidak dapat dibandingkan begitu saja dengan negara lain, karena juga ditentukan berdasarkan hakikat ancaman bagi tiap negara.
- Indonesia adalah negara besar, yang kaya ragam alam, warga, budaya, beserta seluruh potensinya; sekarang sedang dalam kondisi yang semakin baik dan berkembang dengan strategi dan arah yang tepat. Ini yang harus dijaga dengan cermat agar peningkatan prestasinya konsisten. Tidak bisa merawat Indonesia dengan marah-marah.
Paparan ini diakhiri dengan pesan agar setiap WNI menggunakan hak pilihnya, sebagai bentuk kontribusi yang dapat turut menentukan arah pembangunan Republik Indonesia ke depan.