Tumbler vs Paper Cup

TINJAUAN KAMPANYE SUSTAINABILITY PENGGUNAAN TUMBLER SEBAGAI PENGGANTI GELAS KERTAS OLEH STARBUCKS

Adellia Paramithasari | 27111094

Starbucks. Apa yang ada di pikiran anda jika anda membaca kata Starbucks. Sebuah gerai kopi yang sangat terkenal? Sebuah merk? Sebuah gaya hidup? Sebuah kebutuhan di jaman sekarang? Mengapa Starbucks dapat diklasifikasikan seperti ini?

Menurut BrandChannel, Starbucks berada di posisi pertama di antara consumer brands dengan memiliki 7,4 juta penggemar di Facebook, 901.925 followers di Twitter dan 6.509 subscribers di YouTube.

Starbucks mengklaim bahwa mereka adalah perusahaan yang “green”. Semua aspek di dalamnya harus menggunakan bahan yang ramah lingkungan dan sustainable. Mulai dari penyuluhan ke petani-petani kopi hampir di seluruh dunia, sistem export yang teliti dan yang lainnya. Mereka bahkan mendesain interior tiap gerainya dengan furniture yang ramah lingkungan dan penggunaan listrik yang seefisien mungkin. Bahkan suhu dalam toko pun diatur sedemikian rupa untuk menghemat energi.

“Starbucks Shared Planet. You and Starbucks. It’s bigger than coffee. Use a tumbler.”

“Bring your Starbucks’s tumbler or mug and enjoy your favorite beverage half price at all Strabucks Indonesia stores”

“Less paper, more plants, more planet”

Kampanye penggunaan tumbler merupakan salah satu kampanye media sosial yang dirancang oleh Starbucks. Dalam kampanye ini, Starbucks meminta pelanggan di seluruh dunia untuk menggunakan tumbler agar dapat mengurangi jumlah penggunaan gelas kertas dan ikut serta membantu menjaga kelestarian lingkungan. Starbucks mengajak pelanggannya di seluruh dunia untuk mengganti gelas kertas dengan pilihan yang lebih ramah lingkungan. Ini adalah salah satu cara Starbucks bekerja sama dengan pelanggan untuk mengurangi dampak negatif untuk lingkungan. Starbucks telah mempromosikan kampanye ini sejak tahun 1985.

While our cup has become an integral part of the coffeehouse experience over the years, it has also become an environmental concern,” menurut Ben Packard, wakil presiden Starbucks di divisi Global Responsibility. “As a result, we’ve set aggressive goals to minimize cup waste through recycling and reusable options, and are collaborating with a wide range of stakeholders to drive meaningful change. In addition to working with cup manufacturers, municipalities and recyclers to make our cups more broadly recyclable, we’re encouraging customers to think about reusable cups the way they think about reusable grocery bags.”

Honoring Earth Day

Julie Blackwell, Director of Conservation International’s Team Earth berkata, “We’re excited Starbucks is joining forces with customers to reduce cup waste in such a public way. It’s through this kind of collective action that we’ll be able to address some of the most pressing environmental challenges of our time,”

Dalam tiap kampanyenya, Starbucks selalu mengajak kita untuk menggunakan tumbler dan dengan menaatinya, kita dianggap telah ikut menjaga lingkungan dengan mengurangi jumlah penggunaan gelas kertas dan sebagainya.

Tetapi ternyata, disaat membeli tumbler, anda membeli bahan yang ternyata tidak benar-benar dapat didaur-ulang atau terurai. Tumbler sebagian besar menggunakan bahan plastik dan stainless steel. Dan cost produksinya yang cukup besar. Dan secara tidak sadar, kita telah membantu mereka dengan menghasilkan profit yang besar dari biaya yang anda keluarkan saat membeli tumbler-nya dan membiarkan mereka menghemat biaya pengeluaran yang digunakan untuk mengorder gelas kertas. Yang tidak kita sadari dalam kampanye ini adalah bahwa Starbucks mencoba menciptakan konsumen yang berpikiran bahwa dengan membuat uang Starbucks lebih mereka telah berhasil memberikan kontribusi bagian mereka dalam membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik.

Pada webnya, Shared Planet mengatakan bahwa, “It’s out commitment to doing business in ways that are good to the earth and to each other. From the way we buy our coffee, to trying to minimize our environmental footprint, to being involved in our local communities.”

Pernyataan ini membuat kita merasa perlu untuk membeli produk mereka agar kita dapat berkontribusi untuk mengurangi dampak-dampak buruk pada lingkungan. Sementara, kita tidak sadar bahwa produk yang kita beli hanyalah taktik manajemen perusahaan untuk membuat kita memperkaya mereka dan ternyata tidak membantu mengurangi dampak-dampak negatif itu sama sekali.

Starbucks menggunakan image mereka yang telah dianggap sebuah gaya hidup dan bagaimana efek kampanye tumbler ini akibatnya terhadap konsumen mereka di seluruh dunia. Penggunaan tumbler pun meningkat dari tahun ke tahun tanpa kita ketahui bahwa ternyata kita tidak berkontribusi yang signifikan terhadap pelestarian bumi kita. Di satu sisi, kita berpikiran bahwa kita turut serta membantu, padahal ternyata kita hanya menjadi korban iklan yang tidak tahu apa-apa. Ironis memang.

Namun, kita kembali kepada diri kita sendiri. Apakah kita memang sudah berkomitmen untuk membantu menjaga kelestarian lingkungan kita ini? Atau kita hanya ikut-ikutan dan tidak mengerti sama sekali tentang bagaimana cara kita ikut membantu melestarikan lingkungan kita ini? Apakah kita adalah masyarakat yang cerdas atau hanya seperti kerbau yang dicocok hidungnya?

Mengurangi adalah salah satu cara untuk membantu menjaga kelestarian lingkungan kita. Pada akhirnya, kembali ke bagaimana mendisiplinkan diri kita sendiri. Mengurangi penggunaan gelas berbahan plastik ataupun kertas. Berusaha tidak membeli makanan ataupun minuman untuk dibawa pulang. Makan dan minumlah di tempat. Kurangi apa yang bisa kita kurangi. Hidup simple dan bertanggung jawab. Menjadi manusia cerdas dan teliti yang mengerti dan tahu benar bagaimana cara kita ikut berkontribusi untuk lingkungan tanpa dijadikan korban iklan sebuah gaya hidup.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *