ECOLOGICAL FOOTPRINT

Riono Aulia Abdullah (27116017)

Ecological footprint yang artinya dalam bahasa Indonesia adalah jejak ekologi. Definisikan jejak ekologi adalah dampak aktifitas manusia yang diukur dari area biologis baik daratan atau lautan yang dibutuhkan untuk menghasilkan barang yang dikonsumsi dan untuk mengasimilasi limbah yang dihasilkan, untuk lebih sederhananya ialah jumlah dari lingkungan yang diperlukan untuk memproduksi barang dan jasa yang diperlukan untuk mendukung gaya hidup tertentu.

Pendekatan popular jejak ekologi merupakan alat ukur yang mengkaji tingkat komsumsi manusia dan dampaknya terhadap lingkungan. Konsep “Jejak Ekologis” (Ecological Footprint) diperkenalkan pada tahun 1990-an oleh William Rees dan Mathjis Wackernagel (Wackernagel and Rees, 1996).

Salah satu contoh ialah seperti sewaktu kita memakan telor ayam yang ternyata bila ditelusuri dari awal telor itu dikirim dari peternak hingga pengepul menggunakan kendaraan tentu saja mengeluarkan emisi karbon dioksida yang berasal dari kendaraa, lalu sesampainya di pengepul telor, pengepul akan membungkus telor tersebut menggunakan tray yang berbahan karton yang berasal dari kayu, setelah dari pengepul telor didistribusikan ke toko-toko yang pengirimannya menggunakan kendaraan yang lebih besar seperti truk yang mengeluarkan emisi karbon dioksia yang bisa merusak lapisan ozon. Pembelian telor di toko-toko akan dikemas menggunakan kantong plastik, yang kita ketahui bahwa kantong plastik akan terurai sangat lama, untuk memasak telor baik digoreng maupun direbus tentunya kita membutuhkan api yang berasal dari gas, gas tersebut merupakan hasil dari fosil-fosil yang sudah terkubur lama.

Memang mengejutkan bila kita telusuri dampak dari aktifitas yang kita lakukan, akan tetapi kita bisa menguranginya dengan merubah gaya hidup kita yang lebih efektif, salah satunya adalah mengurangi sampah yang kita produksi.

Menurut National Geographic berikut beberapa contoh yang bisa dilakukan:

  • Reduce, reuse, recycle | Reduce atau mengurangi yang dibuang, reuse atau memakai kembali yang telah dipakai dan recycle atau mendaur ulang sebanyak mungkin.
  • Membeli barang sedikit | Belilah barang yang hanya dibutuhkan.
  • Lebih berhati-hati pada kemasan | Melihat kemasan apakah bisa di daur ulang atau tidak.
  • Membeli barang daur ulang | Memilih barang terbuat dari bahan daur ulang, seperti kertas daur ulang.
  • Membeli barang yang bisa di daur ulang | Dan tentu saja coba untuk didaur ulang.
  • Donasikan barang-barang yang telah dipakai | Mengurangi jumlah sampah yang kita buang dan bisa bermanfaat untuk orang lain.

Ada juga yang dinamakan dengan Carbon Footprint yaitu seberapa besar gas karbon yang dikeluarkan secara langsung atau tidak langsung mendukung aktivitas manuasia, biasanya dinyatakan dalam ton setara karbon dioksida (CO2). Semakin banyak karbon dioksida yang dikeluarkan akan semakin merusak lapisa ozon, seperti contoh untuk 1 liter diesel sama dengan 2,7 kg CO2. Selain dari kendaraan karbon dioksida bisa berasal dari listrik yang dikonsumsi, produksi kantong plastik, produksi botol plastik, hingga produksi cheese burger bisa mengeluarkan karbon dioksida.

Ada beberapa hal untuk menurangi carbon footprint, seperti:

  • Mengurangi energi dari rumah | Rumah bisa membuat dua kali lebih besar dari efek rumah kaca, menggunakan barang hemat energi dan mengatur efisiensi energi akan memperkecil energi yang dipakai.
  • Kurangi berkendara | Menggunakan kendaraan umum akan lebih efisien disbanding dengan menggunakan kendaraan pribadi karena bila seseorang menggunakan kendaraan pribadi karbon yang dihasilkan akan lebih besar. Lebih baik menggunakan kendaraan yang tidak menggunakan bahan bakar seperti bersepeda atau bisa berjalan kaki.
  • Membeli bahan bakar yang lebih tinggi | Mobil berkontribusi 20% dari efek rumah kaca, semakin tinggi membeli bahan bakar ber- oktan tinggi maka lebih kecil emisi yang dikeluarkan.
  • Membeli peralatan hemat daya | Dengan mengganti peralatan hemat daya akan mengurangi setidaknya 10% hingga 50% energi yang dikeluarkan.
  • Daur ulang | Membuat produk dari material daur ulang bisa menghemat hingga 98% energi dibandingkan dengan material baru.
  • Membeli makanan lokal | Makanan yang berasal dari luar daerah dikirim dengan kendaraan yang mengeluarkan emisi, dengan membeli makanan lokal secara tidak langsung kita mengurangi emisi yang dikeluarkan.
  • Mengurangi  daging merah | Memproduksi daging sapi memerlukan energi dan sumber daya yang tinggi. Mengganti dengan daging ikan, ayam dan telor akan mengurangi jejak karbon 29%, bahkan bila vegetarian akan mengurangi 50%.

Daftar Pustaka

http://wwf.panda.org/about_our_earth/teacher_resources/webfieldtrips/ecological_balance/eco_footprint/ (diakses 11 Maret 2017)

http://channel.nationalgeographic.com/channel/human-footprint/trash-talk.html (diakses 11 Maret 2017)

http://timeforchange.org/what-is-a-carbon-footprint-definition (diakses 11 Maret 2017)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *