Tag Archives: chiang mai

Chiang Mai Design Week

Born Creative

Born Creative

Ini adalah pertama kalinya Chiang Mai menyelenggarakan Design Week (Chiang Mai Design Week/ CMDW), dengan tema Born Creative, diselenggarakan oleh Thailand Creative & Design Center (TCDC) dengan dukungan penuh dari Pemerintah Provinsi Chiang Mai dan The Office of Knowledge Management and Development (OKMD). Selama satu minggu penuh, 6-14 Desember 2014, beragam aktivitas dan program yang berhubungan dengan desain dan kreativitas diselenggarakan di banyak titik di Kota Chiang Mai. Saya berkesempatan hadir di CMDW perdana ini karena diundang untuk menjadi salah satu narasumber di salah satu acara utama CMDW yaitu di sesi Creative City dalam program Creative Dialogue, sebuah talk show yang diselenggarakan di venue utama CMDW, yaitu TCDC Chiang Mai. Berikut ini adalah beberapa hal menarik mengenai penyelenggaraan CMDW di kota yang karakter dan skalanya menyerupai Bandung ini.

 

Paket Buku Acara dan Peta

Penyelenggara telah menyiapkan buku acara dengan jadwal dan detail tiap program, plus peta yang memberi informasi lokasi sebaran venue tempat program/acara berlangsung. Titik-titiknya pun memiliki kode berbeda untuk tiap jenis acara, misalkan: pameran, instalasi kota, workshop, dll. Paket buku acara dan peta ini dapat diperoleh gratis di booth informasi CMDW yang tersebar juga di beberapa titik kota yang menjadi venue besar CMDW, selain juga dapat diakses melalui website CMDW http://www.chiangmaidesignweek.com/map_location/. Dengan adanya informasi yang selalu ter-update ini, pengunjung dapat merencanakan perjalanan dan waktu kunjungannya ke CMDW.

 

Elemen kota: Instalasi Seni dan Penanda Venue

Tersebar di Chiang Mai, beberapa instalasi seni yang juga ditandai sebagai bagian dari CMDW. Tiap instalasi diberi penanda yang serupa dengan penanda di setiap venue atau gedung yang berpartisipasi di CMDW; bentuknya mirip penyangga kanvas untuk melukis. Penanda ini, selain diberi nomor sesuai dengan yang terdapat di peta dan buku acara, juga memuat informasi mengenai instalasi yang terpasang dan pembuatnya.

Penanda ini sangat membantu bagi pengunjung yang sengaja hendak mampir ke berbagai venue CMDW, terutama karena beragamnya jenis venue yang berpartisipasi di CMDW ini; dari café, gudang ‘kosong’ dan gedung-gedung pemerintahan, hingga hotel bersejarah dan spa yang memiliki reputasi global. Hal ini juga menyebabkan siapa pun yang berada di Chiang Mai menjadi mengetahui mengenai CMDW dan dapat turut menikmati suasana dan karya-karya di CMDW.

Selain instalasi dan penanda venue, terdapat pula elemen promosi di beberapa titik seperti di terminal kedatangan di bandara Chiang Mai, di persimpangan jalan, dan lain-lain, namun tidak sampai mengalihkan dari rambu-rambu utama maupun mengganggu pemandangan kota.

 

Tur Sepeda

Selama berlangsungnya CMDW, terdapat tawaran tur sepeda gratis yang menawarkan kunjungan ke beberapa venue CMDW, sekaligus paket-paket workshop selama tur berlangsung. Chiang Mai belum mempunyai sistem bike sharing di kotanya, dan tim operator tur sepeda ini pun sebagian besar datang dari Bangkok, sementara sepeda-sepedanya diadakan oleh sponsor. Di luar acara tur, sepeda-sepeda ini dapat dipergunakan secara gratis oleh siapa pun, dan dapat diambil atau dikembalikan di pos-pos sepeda mana pun yang tersedia di venue CMDW.

Tur sepeda ini berlangsung sejak pagi hingga sore hari. Pagi hari, sekitar 15 pesertanya sudah berkumpul di meeting point awal, di TCDC. Setelah diberi pengarahan singkat mengenai cara berkendara yang aman dan membentuk buddy system untuk selama tur berlangsung, kami berjalan kaki ke sebuah venue CMDW lain yang terletak di seberang jalan TCDC. Venue ini berupa sebuah lahan kosong di mana terdapat sebuah gudang semi-terbuka, yang selama CMDW berlangsung menjadi tempat pameran. Di pelatarannya terdapat satu kontainer barang yang diubah menjadi ruang display (pameran furnitur Skandinavia) dan satu area yang berfungsi sebagai dapur dan café terbuka untuk acara diskusi, serta sebagian lahan yang menjadi tempat parkir dan pos sepeda. Setelah melihat pameran di venue pelataran terbuka ini, kami kemudian berjalan kaki menuju venue di sebelahnya, sebuah gedung 4 lantai yang biasanya tidak terpakai. Selama CMDW berlangsung, seluruh lantai gedung ini diisi oleh pameran dari beragam produk, mulai dari produk-produk tradisional (mis. lacquer works), karya kontemporer (mis. poster dan desain produk daur ulang), hingga display mengenai organisasi seperti Handmade Chiang Mai. Setelah selesai melihat display di gedung ini, kami kembali ke venue gudang semi-terbuka, untuk memilih dan mulai mengendarai sepeda masing-masing menuju venue CMDW lain.

Tiba tengah hari, venue yang kami kunjungi adalah sebuah hotel di kawasan kota tua Chiang Mai, yang sebagian bangunannya masih berupa rumah panggung yang terbuat dari kayu. Di hotel ini terdapat pameran textile for fashion dan hasil studi eksplorasi material alam untuk berbagai produk berbahan dasar kertas. Setelah disambut oleh manajer pemasaran hotel yang juga menerangkan bahwa hotel ini juga sangat terkenal oleh spa-nya, tim tur sepeda ini dijamu minuman segar dan makanan kecil sebelum melanjutkan perjalanan. Saya harus berpisah dengan rombongan, karena harus segera mempersiapkan diri untuk mengisi acara Creative Dialogue, sementara peserta tur lain berangkat ke venue lain dan berpartisipasi di berbagai workshop yang termasuk dalam paket tur sepeda ini.

 

“Angkot” Gratis

Selain sepeda, selama CMDW disediakan pula kendaraan gratis dari venue ke venue, yaitu “angkot” (kendaraan umum yang lazim digunakan di Chiang Mai, mirip Mikrolet di Jakarta), yang diubah menjadi shuttle gratis CMDW dengan menambahkan penanda dan infografis peta venue yang menjadi titik hop-on/-off pada bagian muka dan sisi kendaraan.

 

Meskipun hanya sempat berada di Chiang Mai selama 2 hari saat CMDW berlangsung, cukup terasa suasana penyemarakkan kota dengan berbagai aktivitas desain. Apalagi saat itu juga berlangsung Nimmanhaemin Art&Design Promenade (NAP), acara tahunan yang telah menjadi salah satu tujuan utama pengunjung Chiang Mai di minggu ini. Beragamnya jenis acara yang ditawarkan juga menggambarkan lingkup pengembangan desain di Thailand pada umumnya, dan Chiang Mai pada khususnya: mulai dari karya mahasiswa desain, pengrajin tradisional, hingga designer-residence dan karya warga ekspatriat, mulai dari karya eksperimen hingga yang telah memiliki brand eksklusif; seluruhnya disajikan dengan cara yang dapat memperkenalkan dunia Desain dengan ramah dan menyenangkan.

Nimmanhaemin

Denah tenant peserta NAP dan brand masing-masing

Denah tenant peserta NAP dan brand masing-masing

Poster dan denah NAP sebagai penunjuk arah

Poster dan denah NAP sebagai penunjuk arah

Kunjungan ke Chiang Mai ini bukan untuk pertama kalinya, tapi kali ini bertepatan dengan peristiwa istimewa di sana: Chiang Mai untuk pertama kalinya mengadakan Design Week, berbarengan dengan berlangsungnya acara tahunan Nimmanhaemin Art&Design Promenade (NAP) yang ke-15. Apa yang membuat NAP ini menjadi sangat menggemaskan dan membuat penasaran? Karena sebenarnya kita pun bisa membuat hal serupa yang tidak kalah serunya!

Nimmanhaemin adalah sebuah distrik di Chiang Mai yang merupakan tempat berkumpulnya berbagai showroom, studio dan kantor desain dan seni dalam berbagai bidang. Sekitar 14 tahun lalu, beberapa desainer yang bekerja di Nimmanhaemin berinisiatif untuk mengundang para designer-maker, desainer pemula dan seniman muda untuk menggelar karya mereka di wilayah tersebut dalam sebuah acara tahunan, sebagai kesempatan bagi mereka untuk memperkenalkan karya mereka langsung ke khalayak ramai. Ternyata inisiatif ini disambut dengan sangat positif, dan telah berjalan secara konsisten tiap tahunnya. Para pesertanya bahkan membuat produk baru dan dalam jumlah terbatas, tidak sedikit pula yang handmade atau merupakan hasil keterampilan tangan, untuk dijual pada event ini, yang jatuh pada masa ketika banyak orang berburu hadiah Natal (5-10 Desember).

Persimpangan koridor PAN

Persimpangan koridor PAN

Koridor NAP yang dipenuhi pengunjung

Koridor NAP yang dipadati pengunjung

Booth sebuah organisasi warga lokal

Booth sebuah organisasi warga lokal

Kios makanan tradisional dari warga lokal

Kios makanan tradisional dari warga lokal

 

 

 

 

 

 

 

 

Area tempat berlangsungnya NAP merupakan lahan privat, yang para pemiliknya mengijinkan pemakaiannya untuk NAP dengan syarat berbagi hasil dari keuntungan penjualan produk-produk di NAP. Penyelenggara NAP membentuk sebuah tim kurator untuk menyeleksi tenant atau peserta NAP, untuk dapat menjaga identitas NAP sebagai ajang promosi bagi desainer dan seniman muda/ pemula, sekaligus juga menjaga kualitas produk di NAP. Selain itu, penyelenggara NAP juga menyediakan beberapa booth gratis untuk organisasi lokal, seperti pada sekelompok warga yang aktif mendata lingkungan mereka, dll. Selain tenda-tenda untuk produk-produk atau karya-karya terbaru, disediakan juga lokasi untuk makanan dan minuman, baik dari pengusaha muda pemula, maupun untuk warga lokal yang menjajakan berbagai jajanan tradisional. Selama NAP berlangsung, terdapat pula berbagai pertunjukan, live music, dll. Berhubung Nimmanhaemin, lokasi NAP ini, jauh dari pusat kota, penyelenggaranya pun menyediakan beberapa ‘shuttle’, yaitu kendaraan umum dalam kota Chiang Mai (rupanya mirip Mikrolet di Jakarta) yang disewa dan ditandai khusus sebagai bagian dari NAP, lengkap dengan rutenya, selama event berlangsung.

Pelataran mal Maya

Pelataran mal Maya

Ruang publik di pelataran Maya

Ruang publik di pelataran Maya

Pelataran dan jalan setapak yang dipenuhi pop-up stores

Pelataran yang dipenuhi pop-up stores

Dampak NAP rupanya menjalar ke area sekitarnya. Di sekitar area NAP, tumbuh berjamuran berbagai café dan toko-toko desain dan pernak-pernik, telah dirancang dan mulai dibangun pula beberapa apartemen dan hotel. Salah satu venue terbesar di dekat NAP adalah sebuah mall baru bernama Maya, yang selama NAP berlangsung, pelatarannya dipenuhi oleh sejumlah pop-up stores, café dan food truck, yang sifatnya lebih permanen (sementara NAP hanya berlangsung selama 1 minggu). Hal terpenting yang patut dicatat adalah, meskipun dipadati pengunjung, area NAP tetap terjaga kebersihan dan ketertibannya. Tidak ada sampah sembarangan berceceran, atau pengunjung yang saling mengganggu. Semuanya menikmati suasana dengan santai dan gembira.

Pembuat produk ini gemar pada huruf dan terampil mengolah kayu secara manual

Pembuat produk ini gemar pada huruf dan terampil mengolah kayu secara manual

Ini pengrajin bir, yang mencampurkan teh hijau, dll. pada produk kulinernya

Ini pengrajin bir, yang mencampurkan teh hijau, dll. pada produk kulinernya

Ada beberapa booth yang juga menawarkan workshop DIY products

Ada beberapa booth yang juga menawarkan workshop DIY products

Berkat berlangsungnya NAP selama 15 tahun secara konsisten dan selalu ramai pengunjung, area Nimmanhaemin pun menjadi populer dan bergairah, dan berhasil menarik berbagai sumber daya kreatif dalam bidang seni & desain dan wirausaha untuk menetap di sana, hingga pemodal dan sektor bisnis dalam bidang kreatif untuk berniaga di area tersebut. Bahkan, kabarnya, Chiang Mai Design Week (CMDW) pun diadakan di awal Desember agar para pengunjung CMDW dapat pula sekaligus mengunjungi NAP.

NAP ini contoh nyata bagaimana seni, desain dan kreativitas dapat berkontribusi bagi pengembangan dan keberlangsungan ekonomi dan sosial, sekaligus merupakan bukti berhasilnya kerjasama antara komunitas kreatif, sektor bisnis dan pemerintah yang mendukung inisiatif tersebut, hingga dapat berlangsung langgeng.

Nah, kita mau tunggu apa lagi? Bukankah berbagai modal dasar itu sudah kita miliki semua? Tinggal menguji kemampuan kolaborasi antar pemangku kepentingan yang berbeda, dan menjaga konsistensi daya berkreasi para wirausahawan kreatif kita dalam bidang seni dan desain, sekaligus kuliner!