UCLG (United Cities and Local Government) kembali menyelenggarakan Culture Summit, kali ini yang ke-5, di Dublin, Irlandia, pada tanggal 28 November s.d. 1 Desember 2023. Tema yang diangkat adalah “Culture. Future. Goal. — We Act to Bring Local Visions to Global Tabels”. Saya kembali diundang untuk menjadi narasumber, di dua sesi, yang satu bertema “Public Spaces, Communities, Trust, Artists”, dan satu lagi “Measuring The Impacts of Cultural Policies”.
Sesi “Public Spaces…” dipimpin oleh Mehmet Duman, Sekjen UCLG Timur Tengah dan Asia Barat (UCLG-MEWA), dengan keynote dari Michel Vallée, Pres-Dirjen, Culture pour Tous, Quebec, Kanada. Para narasumber, termasuk saya, datang dari latar belakang yang sangat beragam. Di kesempatan ini, saya menyampaikan tentang ICCN (Indonesia Creative Cities Network), Catha Ekadasa yang ke-4 (Navigasi Pembangunan), sekaligus ke-9 (Pengelolaan Penjenamaan Kota) dalam konteks PKN (Pekan Kebudayaan Nasional) yang diselenggarakan oleh Kemdikbudristek di paruh akhir 2023. Pada paparan, disampaikan juga kata-kata kunci pada program di 37 provinsi, serta Rekomendasi untuk Kongres Kebudayaan sebagai hasil PKN, yang merangkum inti aspirasi komunitas pegiat budaya dan kreativitas di wilayah masing-masing. Upaya ICCN dalam mengaktivasi komunitas di 37 provinsi melalui program yang mengangkat potensi budaya, dengan narasi yang relevan baik bagi peta jalan ICCN, Pemajuan Kebudayaan maupun Pengembangan Ekonomi Kreatif, ternyata memang sejalan dengan agenda besar para penggerak kota yang tergabung dalam/berjejaring dengan UCLG.
Agenda besar ini dituangkan dalam Culture 21: Actions (2015); Rome Charter (2020), di mana ICCN juga berkontribusi dalam perumusannya, mengenai hak (ekspresi) budaya dalam perkotaan; juga dalam Culture 21 PLUS (2025) yang sedang digarap pilotnya sejak 2019.
Sesi “Measuring…” dipimpin oleh Catherine Cullen, Pengarah dalam hal Budaya dan Kota Berkelanjutan, Komite Budaya UCLG, mantan Presiden Komite Budaya UCLG, dan Deputi Wali Kota Lille bidang Budaya, dengan keynote dari John Smithies (TAKSO, Jejaring Pembangunan Budaya Victoria) dan Nancy Duxbury (Program UNCHARTED, Universitas Coimbra). Di sesi ini, saya menyampaikan Catha Ekadasa ke-6 (Indeks Ko/Kab Kreatif), pola pikir Ekosistem Ekonomi Kreatif, dan 10 Prinsip Kota Kreatif Indonesia dalam konteks indeks: bahwa ICCN berupaya mengadaptasinya dengan Indeks Kinerja Pemerintah Indonesia, serta penerapannya di 27 ko/kab di Provinsi Jawa Barat oleh Komite Ekonomi Kreatif dan Inovasi (KREASI) Jabar, yang masih terus mengalami perbaikan dan penajaman sejak tahun 2020, yang tertuang dalam PROSPEK. Hal mengenai pengukuran ini juga telah menjadi perhatian kota-kota di seluruh dunia, sebagai salah satu cara untuk meyakinkan pemerintah masing-masing, baik lokal maupun nasional, dalam menentukan kebijakan budaya.
Demikian mengenai partisipasi ICCN dalam UCLG Culture Summit yang diselenggarakan setiap dua tahun ini; akan segera menyusul juga kabar-kabar lain yang menarik, terutama hal-hal yang dapat dipelajari dan ditindak-lanjuti dengan berbagai pihak yang ditemui, terutama dalam hal aktivasi wilayah berbasis budaya, ekonomi kreatif, dan kepariwisataan.
bersama para peserta UCLG Culture Summit 2023
Daithi de Róiste
Pingback: Snippets from Dublin | Tita Larasati
Pingback: Jenama Kota, Cipta Ruang | Tita Larasati